Selasa, 19 November 2013

Recomended. Ehmmm... By me, hehehe...
Unknown05.57 0 komentar



Selamat malam dunia... Ya... Di postingan kali ini saya akan berkoar-koar tentang satu film yang layak jadi tontonan kalian. Di IMDB, film ini dapat rating yang lumayan lah. Meski ini film lama, sekitar tahun 2006-an... Saya nggak ada bosan-bosannya lihat film ini. Asalkan jangan keseringan nonton ye... Jangan ditonton tiga kali sehari... Hehehe... Nanti fungsinya berubah bukan jadi sarana hiburan, tapi malah jadi terapi tidur. Waduh!!!
            Film yang saya rekomendasikan ini bukan dari Holiwood tapi Boliwood... Woooo... Pasti yang terbayang-bayang di benak kalian adalah nyanyian, tarian, dan pohon... Wakakakakak, itu memang identik dengan film India. Tapi yang satu ini berbeda. Memang kalian akan menemukan para aktor atau artisnya menari dan menyanyi... Tapi kalu dipikir pikir masih realistis lah adegannya. Kan ada film India lain pas lagi hepi-hepinya, tiba-tiba menyanyi-nyanyi dan muncul bergerombol orang yang sudah memakai baju lengkap dan senada pula. Dari mana orang-orang itu muncul? *Berpikir keras*
            Oke, back to the topic. Film yang saya rekomendasikan ini adalah “Taare Zameen Par” Atau bahasa Inggrisnya “Every Child Is Special”... Sebenarnya, kalau dilihat dari judul, film ini terkesan biasa-biasa saja... Tapi bisa juga sang pembuat film sengaja memberikan judul sesederhana mungkin agar mudah dimengerti.
            Terlepas dari judulnya, film ini menyajikan sesuatu yang sebenarnya itu ada di kehidupan kita. Hal yang masih tabu dan akan di kupas secara tajam, setajam silet! (Wadaw, jangan pindah chanel!!! Bip. Bip Bip) Sebenarnya lebih baik kalian langsung saja menuju ke situs download film seperti indowebster, 4shared, dan kawan-kawannya.
“Wil plis willll... Gue mau tau isi ceritanya!!!! Ceritain wil... plissss...!!!”
“Iya will... Singkat-singkat aja... Aku pengen tahu sinopsis nya... Willl,,, plisss...”
“Willll... Aku mohon”
            Hhhhh... Oke, oke... Buat kalian... Saya akan ceritakan ceritanya... Intinya aja ding!!!
“Yeeeeeee!!! Love you will... Love You!!!”
            Jadi begini. Ehmmm Sebentar. Saya berpendapat dan menceritakannya secara subyektif. Jadi yah... Kalau kalian punya pandangan sendiri-sendiri tentang film ini... Yahhh... Bisa posting juga di blog masing-masing, hehehe... Eh iya sampek lupa... Begini Ceritanya.
            Di film ini, ada keluarga kecil, berkecukupan, dan punya dua orang anak. Anak pertama (Yohan) pinter gila!!! Dia bisa di akademik maupun non akademik. Nah yang adiknya ini (Ishaan), dia kebalikannya. Tapi dia jago lukis. Top markotop pokoknya!!! Tapi pendidikan yang ada di India waktu di film itu, semuanya dinilai dari prestasi akademik. Nilai, nilai, nilai, dan nilai... Nggak jauh beda dari Indonesia sih sebenarnya. Dan tidak bisa dipungkiri bahwa Indonesia bahkan lebih buruk lagi. Si Ishaan ini nggak naik kelas di tahun ke tiga sekolah dasar. Semua orang menganggapnya bodoh, nakal, dan hal-hal lain yang buruk pokoknya. Kalau begini jadi ingat teori labeling di pelajaran sosiologi. Hehehe... Lanjoooottt... Saking susahnya buat diajari, singkat cerita orang tuanya mengirim Ishaan ke sebuah asrama yang menurut mereka akan membuat Ishaan ini jadi lebih baik. Nah, disini ada semacam konflik kecil. Si-Ishaan nya nolak, Bapaknya ngebet banget. Pokoknya adegannya sedih. Ini film ke dua yang membuat saya menangis setelah Forest Gump. Huhuhuhu...*Nyesek*
            Setelah di asrama. Eh ternyata gurunya bahkan lebih buruk lagi. Saking frustasinya, dia menghentikan aktivitas yang digemarinya yaitu menggambar. Di saat-saat genting seperti ini... Akhirnya ada guru baru yang peduli dengan Ishaan. Diperankan oleh Aamir Khan lo... Guru ini (Nikumbh), mempelajari seluk beluk Ishaan, apa masalahnya, dan bagaimana penyelesaiannya. Saking perhatiannya, dia mengadakan semacam pelajaran privat untuk si-Ishaan ini. Dan bagaimana kelanjutannya, lebih baik lihat saja sendiri oke... Langsung minta filmnya ke saya di Medali, Puri Mojokerto, hehehe...
“Mending donlot atuh willl”
“Booooo.... Wil mah kagak asiiikkk!!!”
            Yah... Sudahlah teman-teman... Saya merekomendasikan film ini saja hehehe... Salam (tai ayam) hangat dari Wildany... J

What??? So What??? Now What???
Unknown05.55 0 komentar



            Yah... Sekedar memberi tahu saja, blog pribadi yang bisa dibaca untuk umum ini mungkin akan berisi hal-hal yang tidak menyenangkan untuk dibaca dan dilihat. Jadi, hindarkan dari jangkauan anak-anak. Karena dapat menimbulkan :
1.      Mengantuk
2.      Kejang-kejang
3.      Kesurupan bagi yang memiliki iman lemah
4.      Dan trauma berkepanjangan
Oke, berhubung saya nggak punya topik-topik yang perlu di bahas. Dan meskipun saya tau topiknya, saya nggak bisa bahas juga. Jadi saya cerita aja deh...
Waktu itu saya masih SMP sekitar kelas tiga-an lah... Berhubung ada les jam ke nol, semuanya diwajibkan datang jam enam. Dan sialnya, itu terlalu pagi untuk saya. Bukan karena masalah bangunnya yang susah. Tapi sarapannya kan belum mateng. *Ye’elah...*
Dan disuatu pagi, ketika semua sudah beres. Langsung saja saya menuju sepeda ontel yang tercinta. Berhubung sepeda saya ini biasa dibuat sampiran jemuran yang belum kering benar. Kalau nggak salah bahasa kerennya itu “mamel”. Jadi kegiatan pertama adalah menyingkirkan semua kain-kain setengah kering itu, kemudian ambil sepeda, seret ke depan, dan “Time to Genjooot!!!”
Di sepanjang jalan, saya bersenandung dengan riangnya. Mengangguk-angguk anggukkan kepala secara pelan seirama dengan rangkaian nada. Mengetuk-ketukkan jemari di setir sepeda yang mengkilat bukan karena sering di lap, tapi karena terkena keringat. Menggeleng-gelengkan kepala. Kemudian mengangguk-angguk lagi. Kemudian menggeleng lagi. Dan mengangguk lagi. Dan efek yang ditimbulkan sangat luar biasa. Luar biasa pusing maksud saya.
Tak lama setelah saya menggenjot sepeda. Orang-orang yang melewati saya tiba-tiba mendadak ramah. Mereka menoleh dan tersenyum. Saya balas dengan tersenyum juga dong. Dan yang ramah itu bukan cuma satu atau dua orang saja, semua yang melewati jalan itu tersenyum. Bahkan orang-orang yang belum pernah saya ketahui asal-usulnya pun tersenyum. Wah... perasaan mulai nggak enak nih. Saya hentikan sepeda di pinggir jalan (ya iyalah o’on!). Cek kerudung. Mungkin ada yang nggak pas. Cek tas. Mungkin ada yang belum ditutup. Cek sepatu. Mungkin belum diikat. Cek ban depan. Mungkin ada paku. Cek ban belakang. Mungkin ada sesuatu yang...
JAMBAN!! Woaaaaaaaaaaa!!!!! Benda apa itu??? Kotak-kotak hitam dan putih... Sialan! Ternyata di bawah sadel sebelah kanan ada gombal kotak-kotak yang terjuntai sempurna. Sehingga berkibar-kibar dengan indahnya. Idiot...idiot... Jadi semua orang yang tersenyum manis itu bukan dikarenakan aura positif yang ditularkan oleh si-pengendara sepeda ontel yang tidak lain dan tidak bukan adalah saya. Tapi karena hal memalukan yang tidak sengaja saya lakukan. Arrrgggghhhhh!!!! Tapi untung saja yang tersampir di situ gombal, coba kalau pakaian aneh-aneh yang nyangkut. Coba bayangkan!! Wahh... Tidak hanya senyum yang saya terima. (Kebiasaan orang Indonesia : Masih mengatakan kata “untung” mekipun sudah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.)

Moral Value : Jangan beli gombal motif kotak-kotak. Kalo beli yang gambarnya hello kitty aja. Nanti kalu nyangkut biar dikira aksesoris.

Recomended. Ehmmm... By me, hehehe...



Selamat malam dunia... Ya... Di postingan kali ini saya akan berkoar-koar tentang satu film yang layak jadi tontonan kalian. Di IMDB, film ini dapat rating yang lumayan lah. Meski ini film lama, sekitar tahun 2006-an... Saya nggak ada bosan-bosannya lihat film ini. Asalkan jangan keseringan nonton ye... Jangan ditonton tiga kali sehari... Hehehe... Nanti fungsinya berubah bukan jadi sarana hiburan, tapi malah jadi terapi tidur. Waduh!!!
            Film yang saya rekomendasikan ini bukan dari Holiwood tapi Boliwood... Woooo... Pasti yang terbayang-bayang di benak kalian adalah nyanyian, tarian, dan pohon... Wakakakakak, itu memang identik dengan film India. Tapi yang satu ini berbeda. Memang kalian akan menemukan para aktor atau artisnya menari dan menyanyi... Tapi kalu dipikir pikir masih realistis lah adegannya. Kan ada film India lain pas lagi hepi-hepinya, tiba-tiba menyanyi-nyanyi dan muncul bergerombol orang yang sudah memakai baju lengkap dan senada pula. Dari mana orang-orang itu muncul? *Berpikir keras*
            Oke, back to the topic. Film yang saya rekomendasikan ini adalah “Taare Zameen Par” Atau bahasa Inggrisnya “Every Child Is Special”... Sebenarnya, kalau dilihat dari judul, film ini terkesan biasa-biasa saja... Tapi bisa juga sang pembuat film sengaja memberikan judul sesederhana mungkin agar mudah dimengerti.
            Terlepas dari judulnya, film ini menyajikan sesuatu yang sebenarnya itu ada di kehidupan kita. Hal yang masih tabu dan akan di kupas secara tajam, setajam silet! (Wadaw, jangan pindah chanel!!! Bip. Bip Bip) Sebenarnya lebih baik kalian langsung saja menuju ke situs download film seperti indowebster, 4shared, dan kawan-kawannya.
“Wil plis willll... Gue mau tau isi ceritanya!!!! Ceritain wil... plissss...!!!”
“Iya will... Singkat-singkat aja... Aku pengen tahu sinopsis nya... Willl,,, plisss...”
“Willll... Aku mohon”
            Hhhhh... Oke, oke... Buat kalian... Saya akan ceritakan ceritanya... Intinya aja ding!!!
“Yeeeeeee!!! Love you will... Love You!!!”
            Jadi begini. Ehmmm Sebentar. Saya berpendapat dan menceritakannya secara subyektif. Jadi yah... Kalau kalian punya pandangan sendiri-sendiri tentang film ini... Yahhh... Bisa posting juga di blog masing-masing, hehehe... Eh iya sampek lupa... Begini Ceritanya.
            Di film ini, ada keluarga kecil, berkecukupan, dan punya dua orang anak. Anak pertama (Yohan) pinter gila!!! Dia bisa di akademik maupun non akademik. Nah yang adiknya ini (Ishaan), dia kebalikannya. Tapi dia jago lukis. Top markotop pokoknya!!! Tapi pendidikan yang ada di India waktu di film itu, semuanya dinilai dari prestasi akademik. Nilai, nilai, nilai, dan nilai... Nggak jauh beda dari Indonesia sih sebenarnya. Dan tidak bisa dipungkiri bahwa Indonesia bahkan lebih buruk lagi. Si Ishaan ini nggak naik kelas di tahun ke tiga sekolah dasar. Semua orang menganggapnya bodoh, nakal, dan hal-hal lain yang buruk pokoknya. Kalau begini jadi ingat teori labeling di pelajaran sosiologi. Hehehe... Lanjoooottt... Saking susahnya buat diajari, singkat cerita orang tuanya mengirim Ishaan ke sebuah asrama yang menurut mereka akan membuat Ishaan ini jadi lebih baik. Nah, disini ada semacam konflik kecil. Si-Ishaan nya nolak, Bapaknya ngebet banget. Pokoknya adegannya sedih. Ini film ke dua yang membuat saya menangis setelah Forest Gump. Huhuhuhu...*Nyesek*
            Setelah di asrama. Eh ternyata gurunya bahkan lebih buruk lagi. Saking frustasinya, dia menghentikan aktivitas yang digemarinya yaitu menggambar. Di saat-saat genting seperti ini... Akhirnya ada guru baru yang peduli dengan Ishaan. Diperankan oleh Aamir Khan lo... Guru ini (Nikumbh), mempelajari seluk beluk Ishaan, apa masalahnya, dan bagaimana penyelesaiannya. Saking perhatiannya, dia mengadakan semacam pelajaran privat untuk si-Ishaan ini. Dan bagaimana kelanjutannya, lebih baik lihat saja sendiri oke... Langsung minta filmnya ke saya di Medali, Puri Mojokerto, hehehe...
“Mending donlot atuh willl”
“Booooo.... Wil mah kagak asiiikkk!!!”
            Yah... Sudahlah teman-teman... Saya merekomendasikan film ini saja hehehe... Salam (tai ayam) hangat dari Wildany... J

What??? So What??? Now What???



            Yah... Sekedar memberi tahu saja, blog pribadi yang bisa dibaca untuk umum ini mungkin akan berisi hal-hal yang tidak menyenangkan untuk dibaca dan dilihat. Jadi, hindarkan dari jangkauan anak-anak. Karena dapat menimbulkan :
1.      Mengantuk
2.      Kejang-kejang
3.      Kesurupan bagi yang memiliki iman lemah
4.      Dan trauma berkepanjangan
Oke, berhubung saya nggak punya topik-topik yang perlu di bahas. Dan meskipun saya tau topiknya, saya nggak bisa bahas juga. Jadi saya cerita aja deh...
Waktu itu saya masih SMP sekitar kelas tiga-an lah... Berhubung ada les jam ke nol, semuanya diwajibkan datang jam enam. Dan sialnya, itu terlalu pagi untuk saya. Bukan karena masalah bangunnya yang susah. Tapi sarapannya kan belum mateng. *Ye’elah...*
Dan disuatu pagi, ketika semua sudah beres. Langsung saja saya menuju sepeda ontel yang tercinta. Berhubung sepeda saya ini biasa dibuat sampiran jemuran yang belum kering benar. Kalau nggak salah bahasa kerennya itu “mamel”. Jadi kegiatan pertama adalah menyingkirkan semua kain-kain setengah kering itu, kemudian ambil sepeda, seret ke depan, dan “Time to Genjooot!!!”
Di sepanjang jalan, saya bersenandung dengan riangnya. Mengangguk-angguk anggukkan kepala secara pelan seirama dengan rangkaian nada. Mengetuk-ketukkan jemari di setir sepeda yang mengkilat bukan karena sering di lap, tapi karena terkena keringat. Menggeleng-gelengkan kepala. Kemudian mengangguk-angguk lagi. Kemudian menggeleng lagi. Dan mengangguk lagi. Dan efek yang ditimbulkan sangat luar biasa. Luar biasa pusing maksud saya.
Tak lama setelah saya menggenjot sepeda. Orang-orang yang melewati saya tiba-tiba mendadak ramah. Mereka menoleh dan tersenyum. Saya balas dengan tersenyum juga dong. Dan yang ramah itu bukan cuma satu atau dua orang saja, semua yang melewati jalan itu tersenyum. Bahkan orang-orang yang belum pernah saya ketahui asal-usulnya pun tersenyum. Wah... perasaan mulai nggak enak nih. Saya hentikan sepeda di pinggir jalan (ya iyalah o’on!). Cek kerudung. Mungkin ada yang nggak pas. Cek tas. Mungkin ada yang belum ditutup. Cek sepatu. Mungkin belum diikat. Cek ban depan. Mungkin ada paku. Cek ban belakang. Mungkin ada sesuatu yang...
JAMBAN!! Woaaaaaaaaaaa!!!!! Benda apa itu??? Kotak-kotak hitam dan putih... Sialan! Ternyata di bawah sadel sebelah kanan ada gombal kotak-kotak yang terjuntai sempurna. Sehingga berkibar-kibar dengan indahnya. Idiot...idiot... Jadi semua orang yang tersenyum manis itu bukan dikarenakan aura positif yang ditularkan oleh si-pengendara sepeda ontel yang tidak lain dan tidak bukan adalah saya. Tapi karena hal memalukan yang tidak sengaja saya lakukan. Arrrgggghhhhh!!!! Tapi untung saja yang tersampir di situ gombal, coba kalau pakaian aneh-aneh yang nyangkut. Coba bayangkan!! Wahh... Tidak hanya senyum yang saya terima. (Kebiasaan orang Indonesia : Masih mengatakan kata “untung” mekipun sudah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.)

Moral Value : Jangan beli gombal motif kotak-kotak. Kalo beli yang gambarnya hello kitty aja. Nanti kalu nyangkut biar dikira aksesoris.

Most Viewed

Followers

About Me