Selasa, 19 November 2013

What??? So What??? Now What???
Unknown05.55 0 komentar



            Yah... Sekedar memberi tahu saja, blog pribadi yang bisa dibaca untuk umum ini mungkin akan berisi hal-hal yang tidak menyenangkan untuk dibaca dan dilihat. Jadi, hindarkan dari jangkauan anak-anak. Karena dapat menimbulkan :
1.      Mengantuk
2.      Kejang-kejang
3.      Kesurupan bagi yang memiliki iman lemah
4.      Dan trauma berkepanjangan
Oke, berhubung saya nggak punya topik-topik yang perlu di bahas. Dan meskipun saya tau topiknya, saya nggak bisa bahas juga. Jadi saya cerita aja deh...
Waktu itu saya masih SMP sekitar kelas tiga-an lah... Berhubung ada les jam ke nol, semuanya diwajibkan datang jam enam. Dan sialnya, itu terlalu pagi untuk saya. Bukan karena masalah bangunnya yang susah. Tapi sarapannya kan belum mateng. *Ye’elah...*
Dan disuatu pagi, ketika semua sudah beres. Langsung saja saya menuju sepeda ontel yang tercinta. Berhubung sepeda saya ini biasa dibuat sampiran jemuran yang belum kering benar. Kalau nggak salah bahasa kerennya itu “mamel”. Jadi kegiatan pertama adalah menyingkirkan semua kain-kain setengah kering itu, kemudian ambil sepeda, seret ke depan, dan “Time to Genjooot!!!”
Di sepanjang jalan, saya bersenandung dengan riangnya. Mengangguk-angguk anggukkan kepala secara pelan seirama dengan rangkaian nada. Mengetuk-ketukkan jemari di setir sepeda yang mengkilat bukan karena sering di lap, tapi karena terkena keringat. Menggeleng-gelengkan kepala. Kemudian mengangguk-angguk lagi. Kemudian menggeleng lagi. Dan mengangguk lagi. Dan efek yang ditimbulkan sangat luar biasa. Luar biasa pusing maksud saya.
Tak lama setelah saya menggenjot sepeda. Orang-orang yang melewati saya tiba-tiba mendadak ramah. Mereka menoleh dan tersenyum. Saya balas dengan tersenyum juga dong. Dan yang ramah itu bukan cuma satu atau dua orang saja, semua yang melewati jalan itu tersenyum. Bahkan orang-orang yang belum pernah saya ketahui asal-usulnya pun tersenyum. Wah... perasaan mulai nggak enak nih. Saya hentikan sepeda di pinggir jalan (ya iyalah o’on!). Cek kerudung. Mungkin ada yang nggak pas. Cek tas. Mungkin ada yang belum ditutup. Cek sepatu. Mungkin belum diikat. Cek ban depan. Mungkin ada paku. Cek ban belakang. Mungkin ada sesuatu yang...
JAMBAN!! Woaaaaaaaaaaa!!!!! Benda apa itu??? Kotak-kotak hitam dan putih... Sialan! Ternyata di bawah sadel sebelah kanan ada gombal kotak-kotak yang terjuntai sempurna. Sehingga berkibar-kibar dengan indahnya. Idiot...idiot... Jadi semua orang yang tersenyum manis itu bukan dikarenakan aura positif yang ditularkan oleh si-pengendara sepeda ontel yang tidak lain dan tidak bukan adalah saya. Tapi karena hal memalukan yang tidak sengaja saya lakukan. Arrrgggghhhhh!!!! Tapi untung saja yang tersampir di situ gombal, coba kalau pakaian aneh-aneh yang nyangkut. Coba bayangkan!! Wahh... Tidak hanya senyum yang saya terima. (Kebiasaan orang Indonesia : Masih mengatakan kata “untung” mekipun sudah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.)

Moral Value : Jangan beli gombal motif kotak-kotak. Kalo beli yang gambarnya hello kitty aja. Nanti kalu nyangkut biar dikira aksesoris.
In Category :
About The Author Ali Bajwa Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore. Magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat. Facebook and Twitter

0 komentar

Posting Komentar

What??? So What??? Now What???



            Yah... Sekedar memberi tahu saja, blog pribadi yang bisa dibaca untuk umum ini mungkin akan berisi hal-hal yang tidak menyenangkan untuk dibaca dan dilihat. Jadi, hindarkan dari jangkauan anak-anak. Karena dapat menimbulkan :
1.      Mengantuk
2.      Kejang-kejang
3.      Kesurupan bagi yang memiliki iman lemah
4.      Dan trauma berkepanjangan
Oke, berhubung saya nggak punya topik-topik yang perlu di bahas. Dan meskipun saya tau topiknya, saya nggak bisa bahas juga. Jadi saya cerita aja deh...
Waktu itu saya masih SMP sekitar kelas tiga-an lah... Berhubung ada les jam ke nol, semuanya diwajibkan datang jam enam. Dan sialnya, itu terlalu pagi untuk saya. Bukan karena masalah bangunnya yang susah. Tapi sarapannya kan belum mateng. *Ye’elah...*
Dan disuatu pagi, ketika semua sudah beres. Langsung saja saya menuju sepeda ontel yang tercinta. Berhubung sepeda saya ini biasa dibuat sampiran jemuran yang belum kering benar. Kalau nggak salah bahasa kerennya itu “mamel”. Jadi kegiatan pertama adalah menyingkirkan semua kain-kain setengah kering itu, kemudian ambil sepeda, seret ke depan, dan “Time to Genjooot!!!”
Di sepanjang jalan, saya bersenandung dengan riangnya. Mengangguk-angguk anggukkan kepala secara pelan seirama dengan rangkaian nada. Mengetuk-ketukkan jemari di setir sepeda yang mengkilat bukan karena sering di lap, tapi karena terkena keringat. Menggeleng-gelengkan kepala. Kemudian mengangguk-angguk lagi. Kemudian menggeleng lagi. Dan mengangguk lagi. Dan efek yang ditimbulkan sangat luar biasa. Luar biasa pusing maksud saya.
Tak lama setelah saya menggenjot sepeda. Orang-orang yang melewati saya tiba-tiba mendadak ramah. Mereka menoleh dan tersenyum. Saya balas dengan tersenyum juga dong. Dan yang ramah itu bukan cuma satu atau dua orang saja, semua yang melewati jalan itu tersenyum. Bahkan orang-orang yang belum pernah saya ketahui asal-usulnya pun tersenyum. Wah... perasaan mulai nggak enak nih. Saya hentikan sepeda di pinggir jalan (ya iyalah o’on!). Cek kerudung. Mungkin ada yang nggak pas. Cek tas. Mungkin ada yang belum ditutup. Cek sepatu. Mungkin belum diikat. Cek ban depan. Mungkin ada paku. Cek ban belakang. Mungkin ada sesuatu yang...
JAMBAN!! Woaaaaaaaaaaa!!!!! Benda apa itu??? Kotak-kotak hitam dan putih... Sialan! Ternyata di bawah sadel sebelah kanan ada gombal kotak-kotak yang terjuntai sempurna. Sehingga berkibar-kibar dengan indahnya. Idiot...idiot... Jadi semua orang yang tersenyum manis itu bukan dikarenakan aura positif yang ditularkan oleh si-pengendara sepeda ontel yang tidak lain dan tidak bukan adalah saya. Tapi karena hal memalukan yang tidak sengaja saya lakukan. Arrrgggghhhhh!!!! Tapi untung saja yang tersampir di situ gombal, coba kalau pakaian aneh-aneh yang nyangkut. Coba bayangkan!! Wahh... Tidak hanya senyum yang saya terima. (Kebiasaan orang Indonesia : Masih mengatakan kata “untung” mekipun sudah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.)

Moral Value : Jangan beli gombal motif kotak-kotak. Kalo beli yang gambarnya hello kitty aja. Nanti kalu nyangkut biar dikira aksesoris.

0 komentar:

Posting Komentar

Most Viewed

Followers

About Me